Fakta sejarah telah membuktikan bahwa begitu banyak hasil temuan para ilmuwan Islam (baik di bidang sains maupun teknologi) yang sengaja disembunyikan bahkan diklaim sebagai hasil penemuan orang-orang Barat. Akibatnya, generasi muslim sekarang ini (bahkan masyarakat dunia pada umumnya) kerap menelan mentah-mentah fakta sejarah yang secara sengaja diselewengkan oleh orang-orang Barat.
Betapa
dunia Barat telah melupakan, mencampakkan dan membelokkan fakta
sejarah. Sehingga yang terbaca oleh masyarakat dunia hingga hari ini
sangat jauh berbeda dengan fakta aslinya. Misalnya, saat ini dunia Barat
tidak mau mengakui bahwa peradaban ilmu pengetahuan mereka sangat
dipengaruhi oleh peradaban ilmu pengetahuan yang ditemukan oleh para
ilmuwan muslim. Padahal, dunia Barat tidak akan mencapai kejayaan
peradaban ilmu pengetahuan seperti sekarang ini jika tidak menginduk
pada intelektualitasme para ilmuwan muslim.
Klaim
serta pemyembunyian orang-orang Barat terhadap sains dan teknologi
Islam memang sengaja dilakukan karena mereka menyadari betul bahwa
kerbelakangan dan ketertinggalan mereka tidak dapat dihilangkan, kecuali
dengan cara berinteraksi dengan Islam. Maka, kaum Barat banyak
melakukan interaksi dengan dunia Islam sehingga menyebabkan adanya
sentuhan peradaban sains dan teknologi Islam terhadap mereka. Dan proses
interaksi dunia Barat dengan dunia Islam tak hanya dilakukan dengan
cara damai sebagaimana terjadi di Andalusia. Akan tetapi juga dilakukan
dengan cara-cara yang sangat ekstrem. Misalnya, melalui konflik-konflik
bersenjata, sebagaimana dalam Perang Salib (hlm. 124-125).
Banyak
sekali bukti-bukti sejarah yang memaparkan kelicikan kaum Barat.
Misalnya, seorang pendeta terkemuka di Roma, Italia, bernama Roger
Bacon. Ia lahir pada tahun 1214 dan meninggal tahun 1292 M. Pada waktu
itu, ia sengaja belajar di universitas Islam untuk menguasai bahasa
Arab. Dengan memahami bahasa Arab, maka ia akan dengan mudah dapat
mempelajari banyak buku yang ditulis oleh para ilmuwan muslim.
Roger
Bacon lantas menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan muslim ke dalam
bahasa Inggris. Dan liciknya, ia kemudian mengklaim bahwa karya-karya
terjemahan tersebut adalah hasil karyanya. Padahal, karya tersebut
sebenarnya diambil dari buku-buku karangan ilmuwan muslim. Salah satu
contoh, buku karya ilmuwan muslim yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris oleh ilmuwan Barat adalah Al-Manadzir yang ditulis oleh Ali
al-Hasan Ibnu Haitsam (lahir pada tahun 965 dan wafat tahun 1038 M).
Buku tersebut menjelaskan tentang teori mikroskop dan mesiu (hlm.
111-117).
Ibnu Rusyd, adalah salah
satu ilmuwan muslim yang sangat mempengaruhi peradaban sains Barat. Di
Barat, Ibnu Rusyd dikenal dengan nama Averroes. Ia lahir di Kordoba
(Spanyol) pada tahun 520 H atau 1128 M dan wafat tahun 1198 M. Salah
satu karyanya yang begitu memukau dunia adalah buku berjudul Kulliyat
Fith Thibb. Dalam versi bahasa Indonesia-nya karya tersebut bermakna
Aturan Hukum Kedokteran. Buku yang sangat tebal itu terdiri dari 16
jilid.
Eropa dan Amerika mulai mempelajari karya
Ibnu Rusyd sejak tahun 1225 M, yaitu ketika Kulliyat Fith Thibb
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul General Rules of
Medicine. Beberapa abad kemudian Kulliyat Fith Thibb diterjemahkan ke
dalam berbagai bahasa di Eropa dan Amerika (hlm. 120-121).
0 Response to "Sejarah Penyelewengan Sains dan Teknologi Islam oleh Barat"
Post a Comment